Pages

 

Senin, 14 Juni 2010

PERCAYA DIRI ITU MENYENANGKAN!!!!

1 komentar
Pengertian Percaya Diri
Dalam bahasa gaul harian, pede yang kita maksudkan adalah percaya diri. Semua orang sebenarnya punya masalah dengan istilah yang satu ini. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa kepercayaan diri di hampir keseluruhan wilayah hidupnya. Mungkin terkait dengan soal krisis diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan, dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum pede dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Ada juga orang yang merasa kurang percaya diri ketika menghadapi situasi atau keadaan tertentu. Berdasarkan praktek hidup, kita bisa mengatakan bahwa yang terakhir itu normal dalam arti dialami oleh semua manusia.
Sebenarnya apa sih yang kita maksudkan dengan istilah pede/kepercayaan diri itu?
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya.
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87)
Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Kalau melihat ke literatur lainnya, ada beberapa istilah yang terkait dengan persoalan pede/kepercayaan diri yaitu ada empat macam, yaitu :
1. Self-concept
Bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan.
2. Self-esteem
Sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda.
3. Self efficacy
Sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy.
4. Self-confidence
Sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005)
Berdasarkan itu semua, kita juga bisa membuat semacam kesimpulan bahwa kepercayaan diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa / bersikap sebagai berikut :
a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan secara sungguh sungguh
b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang)
c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan
d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah
e. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal)
f. Canggung dalam menghadapi orang
g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis
i. Terlalu perfeksionis
j. Terlalu sensitif (perasa)
Sebaliknya, orang yang kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.(http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/25/pengertian-kepercayaan-diri/)
Karakteristi Percaya Diri :
- Pemahaman terhadap potensi diri
- Optimistis dalam menghadapi segala permasalahan
- Tidak merasa lebih rendah dari orang lain; dan tidak merasa lebih tinggi
- Kreatif dan dinamis dalam menggali dan mengembangkan potensi diri, serta menutup
- kekurangan-kekurangan yang penghambat
- Terdepan dalam setiap aktifitas positif
- Bertanggung jawab, mengakui kesalahan bila bersalah
- Berani yang proporsional dalam kebaikan/kebenaran
- Tidak cepat marah dan tidak pendendam
- Memberi sambutan yang hangat pada orang lain. Pandai menghargai orang lain secara adil
- Berjalan tegap, murah senyum, peramah.
Penyebab Kurang Percaya Diri :
- Lingkungan yang kurang memberikan kasih sayang/penghargaan, terutama pada masa kanak-kanak dan pada masa remaja
- Lingkungan yang menerapkan kedisiplinan yang otoriter, tidak memberikan kebebasan berfikir, memilih dan berbuat
- Kegagalan/kekecewaan yang berulang kali tanpa diimbangi dengan optimisme yang memadai
- Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam segala hal (Idealisme yang tidak realistis)
- Kekurangan jasmani/cara berbicara yang sering ditonjolkan oleh lingkungannya (sering dihina)
- Kurang memahami nilai dan peranan Iman dalam hidup ini.
(http://myshandy.multiply.com/journal/item/6/Percaya_Diri)
Beberapa Tips Membangun Percaya Diri
7 Langkah Membangun Percaya Diri Yang Tak Tergoyahkan
Tak dapat dipungkiri kita semua pasti pernah mengalami rasa tak percaya diri sesekali waktu. Adakalanya agak sulit untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu sewaktu kita sedang membutuhkan. Sebenarnya ada latihan sederhana yang dapat dipraktekkan untuk mendapatkan rasa percaya diri Anda agar kembali ke jalurnya secepat mungkin saat dibutuhkan. Berikut kami sampaikan tujuh langkah membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.
1. Perhatikan Postur Tubuh - Mungkin kedengarannya ini tak memiliki hubungan dengan rasa percaya diri yang kita bicarakan ini, tetapi sebenarnya bagaimana sikap duduk atau berdiri Anda, mengirimkan pesan tertentu pada orang-orang yang ada di sekekliling Anda. Jika pesan tersebut memancarkan rasa percaya diri, Anda akan mendapatkan tanggapan positif dari orang lain dan tentu saja ini akan memperbesar rasa percaya diri Anda sendiri. Jadi mulai perhatikan sikap duduk dan berdiri untuk menunjukan Anda memiliki rasa percaya diri.
2. Bergaulah Dengan Orang-Orang Yang Memiliki Rasa Percaya Diri Dan Berpikiran Positif - Lingkungan membawa pengaruh besar pada seseorang. Jika Anda terus menerus berbaur dengan orang yang memiliki rasa rendah diri, pengeluh dan pesimis, seberapa besarpun percaya diri yang Anda miliki, perlahan tapi pasti akan pudar dan terseret mengikuti lingkungan Anda. Sebaliknya, jika Anda dikelilingi orang-orang yang penuh kebahagiaan dan percaya diri, makan akan tercipta pula atmosfir positif yang membawa keuntungan bagi diri Anda.
3. Ingat Kembali Saat Anda Merasa Percaya Diri - Percaya diri adalah sebuah perasaan, dan jika Anda pernah merasakannya sekali, tak mustahil untuk merasakannya lagi. Mengingat kembali pada saat dimana Anda merasa percaya diri dan terkontrol akan membuat Anda mengalami lagi perasaan itu dan membantu meletakan kerangka rasa percaya diri itu dalam pikiran.
4. Latihan - Kapanpun Anda ingin merasakan rasa percaya diri, kuncinya adalah latihan sesering mungkin. Bahkan Anda dapat membawanya dalam tidur. Dengan kemampuan yang terlatih, Anda tak akan kesulitan menampilkan rasa percaya diri kapanpun itu dibutuhkan.
5. Kenali Diri Sendiri - Pikirkan segala hal tentang apa yang Anda sukai berkenaan dengan diri sendiri dan segala yang Anda tahu dapat Anda lakukan dengan baik. Jika Anda kesulitan melakukan ini, ingat tentang pujian yang Anda peroleh dari orang-orang - Apa yang mereka katakan - Anda melakukannya dengan baik? Sebuah gagasan bagus untuk menuliskan semua ini, hingga Anda bisa melihatnya lagi untuk mengibarkan rasa percaya diri kapanpun Anda membutuhkan inspirasi.
6. Jangan Terlalu Keras Pada Diri Sendiri - Jangan terlalu mengkritik diri sendiri, jadilah sahabat terbaik bagi diri Anda. Namun, saat seorang teman sedang melalui masa sulit, Anda tak akan mau terlibat dalam masalahnya hingga menguras emosi Anda sendiri kan? Tentu saja Anda tak mau. Pebicaraan yang positif dapat berubah jadi senjata terbaik untuk menaikan rasa percaya diri, jadi pastikan Anda menanam kebiasaan ini, jangan biarkan permasalahan orang lain membuat Anda jadi terpuruk.
7. Jangan Takut Mengambil Resiko - Jika Anda seorang pengambil resiko, Anda pasti akan temukan kalau tindakan ini mampu membuahkan rasa percaya diri. Tak ada yang lebih bermanfaat dalam menumbuhkan rasa percaya diri layaknya mendorong diri sendiri keluar dari zona nyaman. Selain itu, tindakan ini juga berfungsi bagus untuk mengurangi rasa takut Anda akan ha-hal yang tak Anda ketahui, plus bisa dari pembangkit rasa percaya diri yang luar biasa.
Lebih dari segalanya, selalu ingatlah bahwa Anda memiliki bakat dan kemampuan. Pastikan Anda selalu melakukan yang terbaik untuk semua itu dan inilah yang akan jadi batu loncatan terbaik untuk membangun rasa percaya diri yang tak tergoyahkan.(http://www.kapanlagi.com/a/7-langkah-membangun-percaya-diri-yang-tak-tergoyahkan.html)
Membangun Rasa Percaya Diri Secara Instant
Pasti kita semua pernah mendengar saran yang meminta kita untuk bersikap dan bertindak dengan penuh percaya diri. Memang, rasa percaya diri diyakini memiliki banyak pengaruh dalam berbagai aspek dalam kehidupan kita. Membangun rasa percaya diri memang tidak semudah mengucapkannya, bahkan orang yang paling percaya diripun masih juga merasakan grogi sekali waktu. Tapi sebenarnya kita semua dapat tampil dengan penuh percaya diri dengan cara yang lebih alami, bahkan membentuknya secara instant. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun rasa percaya diri Anda dalam waktu 15 menit.

Pertama-tama, untuk menemukan rasa percaya diri, kita harus mengenal secara gamblang apa sebenarnya yang dimaksud dengan gagasan PERCAYA DIRI itu sendiri. Berikut dijabarkan apa sebenarnya PERCAYA DIRI itu:

1. Bersikap Tenang - Dalam setiap situasi di kehidupan ini, Anda perlu menjalankan tingkatan emosi secara layak. Memasukan terlalu banyak emosi dalam pengalaman, justru dapat membuat emosi itu sendiri mendidih. Anda dapat disebut percaya diri jika mampu bersikap tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda.

2. Tidak Meledak-Ledak - Bagian kedua dari bentuk rasa percaya diri adalah mampu bersikap rileks saat menghadapi ketidakpastiaan. Dapat menghadapi masalah dengan kepala dingin, yang berarti mampu tetap tenang saat menghadapi situasi yang Anda sendiri merasa tak pasti. Jika Anda dapat mentoleransi ketidakpastian itu, juga pasti cukup percaya diri dalam menghadapi apapun.

3. Tak Khawatir Dengan Apa Yang Dipikirkan Orang Lain - Apa Anda pernah membayangkan menghadiri sebuah pertemuan, dan begitu Anda berada di sana ternyata jauh berbeda dengan bayangan? Itu menunjukan betapa sebenarnya imajinasi kita sangat tak dapat dipercaya! Berhentilah mereka-reka suatu keadaan dengan imajinasi Anda. Membayangkan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri Anda, hanya membuat Anda dipenuhi rasa khawatir.

4. Bersikap Rinci - Sebenarnya dibagian mana Anda menginginkan rasa percaya diri itu tumbuh? Sejatinya, rasa percaya diri itu sama sekali tak memiliki arti hingga Anda mengikatnya dalam sesuatu yang lebih rinci. Sudah dapat dipastikan Anda telah memiliki rasa percaya diri, jika Anda dapat memahami kata-kata ini, atau dapat membuat gambaran titik terang dan gelap di dalamnya. Jadi, tak dibutuhkan untuk menambal rasa percaya diri di manapun dalam pribadi Anda. Untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam kehidupan ini, Anda mesti membangun bayangan nyata tentang apa yang benar-benar dapat dicapai. Pilah-pilahlah situasi yang Anda ingikan secara rinci dan lalu tuliskan. Dengan cara itu, berarti Anda mulai mengarahkan pikiran dalam jalur rasa percaya diri.

5. Pahami Istilah 'Apa yang Kamu Harap Itulah Yang Kamu Dapat' - Otak merupakan bagian dari tubuh kita yang membutuhkan tujuan jelas untuk diproses. Jika tugas-tugas telah disusun secara gamblang di otak Anda, maka ia akan melaksanakan apapun yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Seperti jika Anda mencoba mengingat-ingat nama seseorang, beberapa saat Anda mengingatnya makan nama itu akan muncul di kepala Anda.

Otak 'mencoba mengingat' pengalaman yang dirancang dalam tugas-tugas atau cetak biru yang tersimpan dalam bawah sadar, seperti menata nama-nama yang Anda kenal - dimana Anda tak pernah memikirkannya secara sadar. Anda dapat memanfaatkan mekanisme alami ini untuk mulai membangun rasa percaya diri. Tapi, pastikan Anda telah merancang tugas-tugas yang benar di bawah sadar Anda, karena proses selanjutnya akan jadi sesuatu yang vital.

6. Jangan Penuhi Pikiran Dengan Hal Negatif - Saat Anda mengucap 'Aku tak mau mengacaukan', sebenarnya malah merancang tugas 'mengacaukan' dalam otak Anda. Rancang cetak biru untuk hal yang benar-benar Anda inginkan! Otak kita tidak bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan. Dan alam telah memberi Anda peralatan yang luar biasa ini, untuk merancang cetak biru tugas-tugas secara benar.

7. Gunakan Perancang-Tujuan Alami - Sekarang pahami betapa vital-nya merancang tugas-tugas yang benar dalam otak kita. Anda perlu mengetahui bagaimana melakukan ini dengan nyata. Hipnotis yang bagus akan 'memprogram' cetak biru dalam otak Anda melalui imajinasi. Jika Anda membayangkan perasaan percaya diri dengan kuat, dan bersikap santai sementara melakukan tahap hipnotis sederhana, maka bawah sadar Anda akan cukup kuat mendorong melakukan apapun. Dan secara mudah, cetak biru untuk bersikap santai telah masuk dalam bawah sadar Anda.



Ada tiga strategi sederhana untuk menumbuhkan rasa percaya diri secara instant:

1. Pikirkan secara rinci tentang waktu/tempat/situasi dimana Anda ingin merasa percaya diri. Ingat 'percaya diri' tidak memiliki arti apa-apa hingga Anda melekatkannya dalam sesuatu yang spesifik.

2. Mulai fokuskan dengan kata-kata yang tepat dalam pikiran Anda, tentang gambaran bagaimana Anda ingin bersikap di waktu dan tempat yang Anda inginkan. Mungkin kata-kata semacam, 'Tenang, rileks atau fokus' dapat berguna bagi Anda. Ingat, otak kita bekerja dalam penjelasan positif.

3. Tutup mata selama yang Anda inginkan, dan resapi bagaimana pengaruh kata-kata itu pada diri Anda. Lalu, bayangkan situasi itu dan latih dalam pikiran Anda aliran rasa percaya diri dan pikiran rileks. Cara ini berguna untuk membuat cetak biru atau 'tugas' bagi pikiran bawah sadar Anda.

Anda dapat mengulangi latihan ini sesering mungkin agar membuatnya lebih efektif, dan gunakan pada beberapa area dalam kehidupan Anda yang membutuhkan rasa percaya diri lebih.

Jadi, jika Anda merasa dikaruniai lebih sedikit rasa percaya diri dari pada orang lain, Anda dapat memulai merancang keseimbangan dengan menggunakan alat alami yang paling luar biasa dalam diri Anda sendiri, yaitu pikiran.(http://percayadiri.asmakmalaikat.com/membangun_rasa_percaya_diri_instant.htm)
Kesimpulan
Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Jadi percaya diri bagi individu itu amat penting.
Konsep Media Bimbingan
Media poster
Dengan konsep adanya orang PD dan tidak PD lalu orang PD nya tergambar cantik dan orang yang kurang PD tertutup mukanya lalu memandang 3 tips instant menjadi PD. Diharapkan dengan 3 tips instant itu orang akan berubah menjadi PD. Karena orang mengetahui bagaimana tips untuk menjadi PD.
Read more...

PENYEBAB KORUPSI

0 komentar
Seperti halnya mereka yang berprestasi menonjol, anak-anak orang kaya atau yang berkedudukan tinggi, biasanya lebih dikenal di antara teman sekolah/kuliah maupun pengajar. Hal ini bisa menjadi kebanggaan bagi anak pejabat/pengusaha tersebut. Namun, tidak selalu kebanggaan yang mereka rasakan. Seperti yang terjadi pada Netty, anak seorang bupati. Bukan kebanggaan yang dirasakannya, justru malu tak terkira. Ayahnya diketahui terlibat korupsi senilai ratusan juta rupiah.

Tidak seperti banyak anak pejabat dan orang kaya yang gemar berpesta-pora, kebetulan Netty menjalani hidup secara wajar, meski tetap lebih mewah daripada rata-rata temannya. Kemewahan itu selama ini ia nikmati tanpa prasangka.
Meski jarang mengobrol dengan ayahnya, Netty mengenalnya sebagai figur yang baik, arif, dan disegani oleh orang-orang di sekelilingnya. Ia maklum bahwa ayahnya sangat sibuk, baik sebagai bupati maupun karena perannya dalam partai politik.

Kini Netty bingung. Bukan saja malu pada teman di kampus dan masyarakat yang mengenalnya. Ia tidak habis pikir, mengapa ayah yang dikiranya baik dan bermoral itu terbukti di pengadilan sebagai koruptor.
Mengapa Korupsi? Seringkali orang berpikir, antara sikap dan perilaku itu selalu sesuai. Kenyataannya tidak. Seseorang yang menyukai produk tertentu, belum tentu menggunakannya. Mungkin karena harganya tak terjangkau. Sebaliknya, meski seseorang tidak suka rokok, belum tentu ia tidak merokok. Ia merokok mungkin karena ingin seperti teman-temannya. Demikian juga halnya korupsi. Tidak ada orang yang setuju dengan korupsi, meski pada kenyataannya korupsi begitu merajalela di negeri ini. Seolah-olah siapa saja yang masuk dalam lingkungan pemerintahan, birokrasi, atau partai politik akan selalu terbelit tindakan korupsi. Bahkan, korupsi bagi pelakunya tidak lagi dirasa sebagai hal tabu, melainkan perbuatan yang wajar. Mengapa bisa demikian?

1. Kekaburan Identitas Kedudukan, menjadi kaya dalam waktu singkat, menikmati hidup mewah, telah menjadi gaya hidup bersama pada 30-an tahun terakhir ini. Tidak enak dan aneh rasanya bergaya hidup sederhana di tengah lingkungan sosial yang borjuis.
Demikian juga tindakan meminta komisi dari para pengusaha yang memerlukan izin, melakukan mark-up proyek, memotong anggaran pembangunan, dan sebagainya. Lalu diikuti dengan langkah bagi-bagi rezeki dengan rekan sekerja, membuat tindakan korupsi tidak lagi terasa sebagai korupsi, melainkan kebiasaan dalam sistem sosial.
Dalam situasi bersama orang lain, individu mengalami kekaburan identitas (kesadaran akan identitas pribadinya cenderung melemah), sehingga kurang peduli adanya penilaian dari orang lain. Rasa tanggung jawab pribadi pun melemah.
Korupsi tak lagi terasa sebagai korupsi karena bukan menjadi tanggung jawab pribadi. Bahkan, sebagai sesuatu yang dilakukan secara kolektif, seringkali justru terasa sebagai “kesuksesan” bersama. 2. Konformitas Bila seseorang menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku kelompok, berarti ia melakukan konformitas. Kebenaran yang semula diyakini seseorang dapat berubah seketika bila orang-orang dalam kelompok tampak memiliki keyakinan yang berbeda. Ia cenderung meragukan pendapatnya sendiri yang berbeda dengan pendapat orang lain dalam kelompok. Itulah yang mendasari perubahan sikap dan perilakunya sesuai sikap dan perilaku kelompok.

Dalam psikologi, fenomena konformitas ini sangat dikenal melalui eksperimen yang dilakukan Solomon Asch. Dalam eksperimennya Asch meminta subjek untuk memilih salah satu di antara tiga garis (garis 1, 2, dan 3) yang memiliki tinggi yang sama dengan garis X. Tugas memilih garis ini sangat sederhana karena cukup jelas bahwa garis nomor 2 yang sama tingginya dengan garis X. Hal ini dapat dijawab benar oleh mayoritas subjek, ketika mereka satu per satu ditugasi memilih garis tersebut, tanpa menyaksikan pilihan orang lain. Namun, hasilnya sungguh berbeda ketika subjek memilih garis di tengah-tengah keberadaan orang lain. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang-orang lain (pilihan mayoritas), meski pilihan itu salah. (Catatan: para pemilih yang mendahului subjek penelitian adalah orang-orang yang dengan sengaja diminta Asch untuk memilih jawaban salah, untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan subjek). Demikian pula dalam hal korupsi. Seseorang yang semula bersikap negatif terhadap korupsi akhirnya terseret melakukannya, disebabkan situasi di mana orang lain menunjukkan sikap positif terhadap korupsi dan melakukan korupsi sebagai hal biasa. 3. Kepatuhan Di dalam masyarakat, mereka yang memiliki kedudukan tinggi dan otoritas wajib dipatuhi orang lain. Seperti halnya konformitas, kepatuhan orang terhadap pemilik otoritas ternyata sedemikian tingginya, hingga mengabaikan suara hati.
Dalam psikologi hal ini ditunjukkan oleh eksperimen yang dilakukan Milgram. Ia memberi tugas kepada subjek penelitiannya untuk bertindak sebagai guru yang harus memberikan hukuman berupa sengatan listrik kepada “siswa” yang melakukan kesalahan dalam belajar. Kepada subjek diberitahukan bahwa eksperimen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui efek hukuman terhadap pembelajaran. Dan untuk melakukan tugas itu subjek dibayar (untuk menunjukkan otoritas peneliti terhadap subjek).

Tanpa sepengetahuan subjek, sebenarnya para siswa itu adalah anak buah peneliti yang berpura-pura sakit ketika melakukan kesalahan belajar dan mendapat hukuman dari subjek. Dan sengatan listrik itu tidak sungguh-sungguh.

Hukuman akan semakin berat bila kesalahan bertambah, bergerak dari sengatan 15, 30, 45, dst, hingga 450 volt. Ketika sengatan mencapai 120 volt, siswa mulai berteriak kesakitan. Ketika mencapai 150 volt siswa menangis minta dikeluarkan dari ruangan. Sepanjang proses itu, subjek terus mendapat perintah dari peneliti untuk melanjutkan hukuman. Hasilnya di luar dugaan Milgram. Ternyata 25 dari 40 (63 persen) orang yang berpartisipasi sebagai subjek penelitian itu mematuhi perintah memberi hukuman hingga 450 volt, meski sebenarnya mereka tidak tega menyaksikan siswa yang tampak kesakitan atau kejang-kejang. Hal yang perlu dicatat dari eksperimen itu adalah kenyataan bahwa perintah langsung dan bertahap dari pemilik otoritas, cenderung kita patuhi. Demikian pula korupsi, kadang terjadi karena perintah langsung dari atasan. Dengan perintah yang sedikit demi sedikit, makin lama orang makin jauh terlibat dalam korupsi.

4. Kemungkinan Sukses Hal lain yang mendukung seseorang melakukan korupsi adalah pertimbangan subjektif mengenai besarnya kemungkinan sukses bila dibanding kemungkinan gagal dalam melakukan korupsi. Korupsi akan dilakukan bila nilai perolehan tindakan itu jauh lebih besar dari nilai kehilangan (Ancok, 1995).

Korupsi di Indonesia merajalela tampaknya ditunjang oleh perangkat hukum yang lunak dan toleransi dari lingkungan sekitar, sehingga pelakunya memiliki kemungkinan sukses yang besar dan kemungkinan gagal yang kecil.

5. Motif Prestasi Rendah Empat aspek yang telah diuraikan sebelumnya merupakan aspek situasional. Motif berprestasi merupakan aspek internal, berada dalam diri individu itu sendiri.

Orang yang memiliki motif berprestasi tinggi selalu ingin mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya (McClelland, 1963). Mereka bekerja didorong oleh keinginan kuat untuk menghasilkan mutu yang baik, bukan karena keinginan lain seperti menghasilkan uang sebesar-besarnya dalam waktu singkat. Mereka menyukai pekerjaan yang menantang, bukan yang ringan. Masalahnya, sejak Indonesia dibangun dengan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi (era Soeharto), penghargaan tinggi diberikan kepada pemilik modal. Gaya kepemimpinan nasional yang dikembangkan lebih mendorong penghargaan terhadap kedudukan atau kekayaan perorangan. Di sisi lain, penghargaan terhadap prestasi sangat kurang. Hal ini tampaknya telah membuat bangsa Indonesia semakin kehilangan daya dorong untuk berprestasi.
Hasil penelitian Djamaludin Ancok (1986) menunjukkan, orang yang motif berprestasinya tinggi lebih tidak menyukai perbuatan amoral dibandingkan orang yang motif berprestasinya rendah. Seperti kita saksikan, dengan rendahnya motif berprestasi, banyak di antara kita cenderung lebih bersikap positif (menyukai) tindakan amoral, termasuk korupsi. @

M.M. Nilam Widyarini Kandidat Doktor Psikologi http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/13/19415420/Jangan.Lagi.Berpenyakit.Korupsi
Read more...

POSTER BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL

0 komentar







poster percaya diri oleh: Tri ratni
Read more...

BIMBINGAN SOSIAL PADA ANAK USIA SD

0 komentar
Peranan anak untuk kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pembinaan sejak dini, baik dari keluarga, lingkungan maupun pemerintah. Beragam masalah muncul pada anak, salah satunya adalah permasalahan pada anak usia Sekolah Dasar yaitu kesulitan dalam belajar, dimana prestasi belajar di sekolah yang semakin menurun serta minat belajar yang rendah. Ini menjadi penting untuk disadari dan ditangani karena suatu saat anak akan tumbuh menjadi dewasa dan meneruskan kepemimpinan negara.
Panti Sosial Petirahan Anak (PSPA) Bima Sakti merupakan tempat dimana pelayanan kesejahteraan sosial terhadap anak-anak dan memiliki program yang sistematis dan teratur. Mengembalikan fungsi sosial anak yang bermasalah dan meningkatkan prestasi belajar serta menambah rasa percaya diri melalui penguasaan ketrampilan tertentu.
Bertolak dari latar belakang diatas permasalahan yang kemudian muncul adalah : Bagaimana model bimbingan sosial yang diterapkan pada anak usia Sekolah Dasar yang rendah minat belajarnya di PSPA Bima Sakti? Serta faktor apa sajakah yang mempengaruhi pelaksanaan bimbingan tersebut. Mengkaji permasalah itu menjadi sangat penting karena untuk mendeskripsikan dan menjelaskan model-model bimbingan sosial yang diterapkan pada anak-anak yang rendah minat belajarnya serta untuk mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini dilakukan di PSPA Bima Sakti Batu, berbentuk studi kasus yang menggunakan pendekatan kualitatif dan penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang menangani masalah anak-anak tetirah yang rendah minat belajarnya di PSPA Bima Sakti Batu. Sedangkan tehnik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dari hasil pembahasan bahwa pelaksanaan kegiatan tetirah PSPA Bima Sakti dilakukan dengan menggunakan metode pekerja sosial yaitu : metode pokok dengan model bimbingan sosial kelompok (social group work). Model bimbingan kelompok digunakan sebagai cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah pada anak yang mengalami kesulitan belajar dan rendahnya minat belajar. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memotivasi minat serta kemampuan anak dalam belajar, berkarya dan hidup secara baik dan wajar. Dengan mengikuti bimbingan sosial kelompok anak-anak mengalami perkembangan yang cukup baik. Usaha untuk mengurangi permasalahan rendah minat belajar pada anak telah diupayakan oleh pihak PSPA Bima Sakti dengan harapan anak bisa lebih termotivasi untuk meningkatkan belajarnya

sumber:http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-2006-anisdiahar-7096&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44956092d28ba985
Read more...